STAIMA - Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” yang bertempat di Aula STAIMA Al-Hikam Malang, Sabtu (9/12).
Hadir sebagai narasumber Ahmad Makki Hasan, M.Pd. selaku dosen pakar media pembelajaran, Misbahul Munir, M.Pd.I. selaku dosen teknologi pembelajaran STAIMA Al-Hikam Malang yang didampingi oleh Dr. Mochamad Nurcholiq M.Pd. Ketua STAIMA Al-Hikam Malang, Imam Athoir Rokhman, M.Pd. selaku Kaprodi PAI dan Muhammad Syauqillah, S.E., M.E. selaku sekretaris Prodi PAI.
Imam Athoir dalam sambutannya menyampaikan bahwa zaman sekarang guru PAI harus pandai dalam meracik pembelajaran bersanding dengan teknologi.
“Terima kasih kepada bapak ibu yang yang telah hadir. Kami berharap guru PAI bisa mengetahui dan memanfaatkan teknologi AI agar pembelajaran lebih variatif dan menarik. Dengan pemanfaatan yang baik maka akan menghasilkan yang baik juga,” kata Kaprodi PAI tersebut
“Kami siap memfasilitasi dalam rangka bapak dan ibu guru jika ingin menggelar kegatan di STAIMA,” pungkasnya
AI dengan sensitivitasnya terhadap pemahaman spiritual dan kecenderungan belajar setiap siswa, teknologi ini membentuk teropong yang memandu mereka menuju pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Islam
Senada dengan hal tersebut, Nurcholiq berharap seluruh pengajar mampu mengimbangi akselerasi dari teknolgi yang pesat saat ini.
“Sebagai praktisi keilmuan harus Care dengan teknologi saat ini,” ucap beliau dalam sambutannya
“Dampak dari revolusi teknologi akan berdampak kepada akselerasi pembelajaran, maka kita harus berkembang beriringan jika tidak maka kita akan ketinggalan,” tutupnya
“Lembaga-lembaga pendidikan kini harus mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Melalui penggunaan AI, diharapkan pembelajaran yang inovatif dan terpersonalisasi untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap ajaran Islam,” ungkap Ahmad Makki Hasan, M.Pd.
“Teknologi tidak akan mampu menggantikan guru yang hebat, namun guru yang hebat itu mampu menguasai teknologi,” tegasnya dalam sesi akhir penyampaian materi
Dalam kesempatan yang sama, Misbahul Munir menyampaikan bahwa AI jika di tangan orang yang tepat maka akan luar biasa.
“Para pendidik bisa memanfaatkan AI terhadap pembelajaran untuk menunjang efektivitas pengajaran, dengan menyesuaikan strategi agar lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan siswa,” kata ia dalam forum
Melalui perpaduan harmoni antara inovasi teknologi dan esensi nilai-nilai agama, AI telah melangkah sebagai sahabat setia dalam menawarkan perspektif baru yang memikat dalam pendidikan keagamaan.
Namun, dengan segala cemerlangnya, pemanfaatan AI dalam pendidikan agama Islam tetap menekankan pentingnya peran guru. Meskipun teknologi menjadi mitra setia, kehadiran guru sebagai penuntun dan panutan tetap tak tergantikan. Mereka tetap menjadi pusat dalam menghidupkan nilai-nilai keagamaan, mengarahkan, dan memberi inspirasi kepada siswa.
AI telah menemukan ruangnya dalam memperkaya pemahaman dan pengalaman belajar agama Islam, membawa kedamaian digital yang mengilhami generasi masa depan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam tetapi juga menciptakan ruang bagi inovasi dalam cara kita memahami dan menyebarkan nilai-nilai agama dalam era teknologi.
Acara diakhiri dengan sesi penyerahan cinderamata dari STAIMA dan buku biografi almagfurlah KH. Ahmad Hasyim Muzadi, selanjutnya ditutup dengan sesi foto bersama dengan para guru yang telah hadir.