Kebun ini dirancang sesuai dengan petunjuk-petunjuk dalam ayat-ayat Al-Qur’an maka kandungan ayat-ayat Al Quran inilah yang akan dijadikan penentu arah dalam mengambil kebijakan mengenai desain jenis tanaman pada kebun ini nantinya. Kemudian tentu serangkaian ilmu-ilmu terapan seperti perkebunan, pertanian, biologi, bio-teknologi dsb akan dikembangkan sebagai keilmuan pendukung untuk mengimplementasikan pembuatan kebun ini di lapangan.
Ukuran bulatan disesuaikan dengan banyaknya suatu jenis tanaman disebut di Al-Qur’an, ini kurang lebih mewakili tingkat kepentingan tanaman tersebut bagi kehidupan manusia. Misalnya kurma, disebut sampai sekurangnya 20 kali maka kurma ini yang kita gambar paling besar. Dari kurma inilah kita memulai rancangan kebun ini.
Kemudian tanaman-tanaman lain ada yang disebut dalam sejumlah ayat berdampingan dengan penyebutan kurma. Misalnya anggur, disebut tidak kurang dari 9 kali berdampingan dengan kurma. Zaitun, tidak kurang 5 kali disebut berdampingan dengan kurma. Delima disebut 3 kali berdampingan dengan kurma, demikian pula biji-bijian.
Biji-bijian (leguminosa) bahkan dalam dua ayat disebut mendahulu tumbuhnya kurma (QS 36:33 ; QS 6:99), karena dia berfungsi sebagi tanaman perintis yang mengikat nitrogen dari udara. Dia mengantarkan lahan yang semula mati/gersang sampai layak untuk ditumbuhi kurma dan kemudian juga tanaman-tanaman lainnya.
Ada juga yang disebut tidak secara berdampingan tetapi masih dalam rangkaian ayat-ayat yang membahas hal yang sama, sehingga masih dalam konteks yang sama. Misalnya padi-padian yang melengkapi kebun kurma (QS 18:32) atau ditanam sesudah kebun kurma memancarkan air setelah tanah subur (QS 36:35), untuk melengkapi kebutuhan tanaman pangan bagi manusia.
Dalam konteks yang sama dengan makanan bagi manusia, juga ada ayat yang mengisyaratkan pentingnya memperhatikan makanan ternak kita (QS 80 :32). Untuk itu kita juga harus menanam rumput-rumputan (QS 80 :31). Ada juga pelajaran khusus dari Surga, yaitu tanaman buah pisang (QS 56:29) yang disebut di antara buah yang banyak yang tidak disebutkan secara langsung namanya satu persatu (QS 56:32), disebut pula bahwa ada buah yang tidak berhenti dan tidak pula terlarang untuk mengambilnya (QS 56:33). Para ahli tanaman dan ahli buah tahu, bahwa pisang adalah buah yang tidak mengenal musim.
Untuk mengimbangi buah-buhan yang rata-rata ada musimnya masing-masing, diisi pula dengan buah yang tidak mengenal musim yaitu pisang. Di tanah subur yang terbentuk melalui ecosystem kebun ini, kemudian juga ditanam padi-padian seperti beras dan gandum melengkapi makanan yang kita butuhkan.
Karena kita juga butuh makan daging, maka tidak lupa kita memperhatikan pakan ternak kita untuk ini rumput-rumputan juga harus ditanam di tempat-tempat yang sesuai. Agar ternak kita tumbuh dengan gizi terbaik, maka di antara tanaman Anggur juga ditanam tanaman Alfaafa yang secara khusus disebut sebagai tanaman yang bergizi tinggi.
Maka kurang lebih seperti ilustrasi di atas-lah isi kebun yang dirancang berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an itu. Mulai dari tanaman perintis dari jenis biji-bijian, kemudian masuk tanaman utama yaitu kurma. Berdampingan dengan kurma dalam jumlah mengikuti ukuran yang paling banyak adalah anggur, kemudian diikuti zaitun dan delima. Selain itu yang dirancang tidak berdampingan yaitu pisang, padi-padian, rumput dan terakhir dipadu dengan ternak kambing dan domba.