Gerakan Indonesia Beradab (GIB) menggelar GIB Award 2017 du Auditorium Djokosoetono, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (22/7). Presiden GIB Bagus Riyono mengatakan, GIB Award dilakukan untuk membangun peradaban mulia dan meluruskan kekeliruan masyarakat tentang hakikat Hak Asasi Manusia (HAM).
“Kita (GIB) akan menegaskan bahwa HAM memiliki cita-cita puncak berupa human dignity,” kata Bagus saat menyampaikan sambutan dalam acara GIB Award, Sabtu (22/7).
GIB, kata dia, menyadari misi utama HAM sebagai Human Dignity selama ini masih kurang diketahui masyarakat. HAM, lanjut dia, banyak disalahartikan sebagai kebebasan (freedom), sebenarnya HAM adalah preserving dan promoting Human Dignity.
Dalam penganghargaan ini, Alm KH Hasyim Muzadi dipilih sebagai tokoh yang dinilai memiliki kepedulian tinggi dalam peradaban masyarakat yang bermartabat. KH Hasyim Muzadi, kata Bagus juga merupakan tokoh yang peduli dengan keselamatan akhlak bangsa.
“Oleh karena itu, GIB menganugrahi KH Hasyim Muzadi sebagai Life Time Achievement Award karena beliau berjuang hingga akhir hayatnya untuk menegakkan HAM yang menjunjung tinggi Human Dignity,” ujar Bagus.
Saat penganugrahan, Alm KH Hasyim Muzadi diwakili oleh putranya Yusron Muzadi. Dalam sambutannya Yusron menyampaikan tiga hal yang daoat dirangkum dari perjuangan penegakkan HAM yang diperjuangkan Alm KH Hasyim Muzadi, yaitu rasa saling menghargai, rasa malu dan ketulusan.
“Alm Abah Hasyim Muzadi selalu mengajarkan untuk tulus dalam bekerja. Beliau sering menyebutnya dengan kebiasaan ‘Tidak Gaya’. Maksudnya, kita bekerja dengan tulus, bukan gaya bekerja tulus. Kita tulus membela umat, bukan gaya tulus membela umat,” kata Yusron saat menyampaikan sambutan setelah mewakili KH hasyim Muzadi dalam penganugrahan GIB Awards.
Selain penganugrahan human dignity kepada KH Hasyim Muzadi, GIB juga mrmberikan penganugrahan kepada ORMAS, individu, dan komunitas. Pemerima penghargaan Human Dignity secara individual adalah Sultan Hamengkubuwono IX (alm), Prof Bismar Siregar (alm), Dr Neng Djubaedah dan Taufik Ismail.
Sedangkan dari organisasi dan lembaga adalah harian Republika, Asosiasi Psikologi Islam (API), Dompet Dhuafa, Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (AILA), yayasan Pengembangan Media Anak, Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia, Yayasan Kita dan Buah Hati, Pemuda Muhammadiyah, Yayasan Peduli Sahabat, GRANAT, PAHAM, dan GIGA