Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi mengatakan, Indonesia dan Malaysia berpotensi memimpin Islam dunia menuju perdamaian dan kemanusian tanpa kehilangan identitas keislaman.
Pernyataan ini disampaikan pascapertemuan singkat anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini, dengan Perdana Menteri Malaysia Sri Mohamad Najib Tun Abdul Rajak dan Tun Abdullah Ahmad Badawi di sela-sela acara World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-11 di Kuala Lumpur, Selasa (3/11).
Dalam kesempatan ini, mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini, mengundang kedua tokoh Malaysia tersebut hadir dalam Konferensi Internasional ICIS ke-4 pada 23-24 November di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang Jawa Timur. Konferensi yang akan diikuti oleh cendekiawan Muslim dari 32 Negara di dunia untuk memperkuat barisan moderasi Islam dunia (wasathiyah islamiyah)
Wasathiyyah yang dimaksud bukan hanya di bidang syariat Islam, melainkan juga di bidang ekonomi, politik, hukum dan budaya dalam sebuah negara. Di sisi lain tokoh tokoh Islam di dunia saat ini harus memikirkan pengembangan ekonomi dan wawasan umat. Sebab ekonomi dan wawasan membuat mereka terombang ambing. “Kemiskinan dan radikalisme membuat negara di ambang kehancuran,” kata Hasyim.
Tun Abdullah Ahmad Badawi mengatakan, dunia Islam harus didorong untuk menegakkan prinsip-prinsip moderasi Islam. Dan tak kalah penting, mereka harus mampu mandiri dan memberdayakan ekonomi. Perekonomian yang kuat dan mapan menjadi salah satu kunci untuk memajukan negara-negara Islam.”Ini adalah semangat dan tugas kita bersama,” paparnya.