KH.Hasyim muzadi: Penjual Lampu
  • Admin
  • 07 Maret 2016
  • 42 x

Saya kalau ditimur tengah melihat Negara-Negara arab merasa sedih. Ada Orang Arab diserang Israel tidak kuat melawan. Tetapi ada juga orang Islam yang rajin membantai sesama umat Islam. Ratusan ribu yang mati karena peperangan antar kaum Muslimin. Berati disana sudah salah tidak karu-karuan. Maka bersyukurlah kita di Indonesia yang diberikan ketentraman dan keselamatan oleh Allah SWT. Kalaupun ada teror hanya satu atau dua tetapi kan tidak perang.

Disaat aman begini mari kita kerja keras karena kerja keras itu juga Islami. Tapi kalau bekerja carilah yang halal dan jangan makan yang haram. Haram mungkin karena barangya memang haram seperti babi atau haram karena cara mendapatkannya. Beras itu halal tapi kalau didapat dari mencuri jadi salah. Maka ibu-ibu kalau dagang dipasar harus  yang jujur supaya yang dihasilkan juga halal. Jangan seperti pengalaman saya di Jakarta dekat kantor PBNU.

Saya beli lampu kuno disana kebelutan yang jual orang madura. saya tanya “harga lampu antik berapa ?”.  jawabnya “2 juta setengah untuk yang antik tapi kalau yang model baru murah cuma 600 ribu”. Saya yang minta yang antik pada yang jual tapi dikasih yang baru karena terlihat itu produk baru. Saya ngomong “Pak ini baru bukan kuno”. Terus dia jawab “ Pak Haji ko’ rewel, Pak Haji diamkan saja lama-lama kuno sendiri”.  Ya sudah akhirnya saya bayar 600 ribu. Dia ngomong “loh kurang Pak Haji “ lalu saya jawab “ ya kurangnya kalau sudah kuno”.

Yang seperti itu adalah Orang Islam tapi Orang Islam yang sedang tidak Islami. Setelah saya bayar dia merasa kayanya Pak Haji ini pintar.  Dia nanya”Bapak dari Jawa Timur ya, dari Sidoarjo ?”. Saya jawab ”tidak saya dari Malang”. Dia balas “loh Malang sebelah mana, saya punya anak di Malang”. Saya jawab” di Malang itu ada Pondok Pesantren ditengah kota namanya Al-Hikam, itu Pondok saya”. Dia lanjut ngomong” owwh berarti kalau begitu Bapak ini Pak Hasyim Muzadi ya, ko’ tidak  bilang dari tadi Kan kalau begini saya malu”.

jadi sebenarnya orang itu takut Kyai bukan takut Agama. Maka Yang seperti itu yang harus kita koreksi. Selama umat islam masih begini terus jangan harap bisa maju. Orang sekali membeli tidak mau lagi. Coba perhatikan Orang Cina menguasai seluruh perdagangan karena mereka mempunyai tata cara yang harus kita tiru. Kalau bilang kw1 ya kw1, kalau bilang kw2 ya kw2.