Langkah Jitu Mewujudkan Impian
  • Admin
  • 08 Januari 2023
  • 2753 x
artikel

 

 

Masih sempatkan diri untuk merenungkan ayat al-Qur’an. Kali ini saya beranikan untuk mengasah otak ini berpikir tentang ayat 42 dari surat Thaha. Alur cerita pada ayat ini menjelaskan terkait kisah Nabi Musa yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan pesan risalah pada Firaun, raja Mesir yang lalim.

اذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي

Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan)-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku;”

Luar biasa!!!

Ada pesan penting yang tersimpan dalam ayat ini.

  1. Allah menyuruh Musa untuk pergi. Pergi bisa mengindikasikan pergerakan. Dan ternyata hidup itu dipersiapkan untuk bergerak dan dinamis. Bukan diam dan statis. Ibarat sepeda motor akan bisa stabil bila ada pergerakan rodanya yang berputar. Begitulah hidup memerlukan pergerakan dan perubahan. Terlebih dengan bergerak akan melahirkan pikiran yang positif hingga rasa optimis memenuhi semangat jiwa.
  2. Musa As diperintah Allah untuk pergi tidak sendiri. Artinya ia harus senantiasa ditemani oleh yang lain. Dalam istilah lain dikenal dengan team work. Artinya kegiatan yang dilakukan harus senantiasa dikerjakan dengan kerjasama tim yang bisa memperkuat agar semakin kokoh dalam mewujudkan visi misi yang dibawa.
  3. Datang menghadap Firaun tidak cukup hanya memiliki ambisi kuat disertai adanya tim work, tetapi harus dibekali dengan kemampuan ilmu sebagai tanda-tanda kekuasaannya. Itu artinya untuk menghadapi permasalahan hidup harus dibarengi ilmu pengetahuan untuk meyakinkan akan kebenaran prinsip yang diemban.
  4. Pesan yang tersirat dari redaksi “dan jangan kalian berdua lalai” menyimpan makna bahwa jangan sekali-kali malas untuk melakukan suatu tindakan kebajikan. Kegigihan yang diusahakan akan melahirkan kesuksesan yang dicita-citakan.
  5. Kemudian ayat ini ditutup dengan ungkapan “untuk berdzikir pada-Ku”. Maksudnya bahwa tindakan yang dilakukan harus memiliki nilai spiritual yang disambungkan dengan Allah Swt agar kegiatan yang dilakukan memiliki nilai faedah yang tidak pernah putus. Amalan yang diniatkan untuk mengikatkan hati pada Allah meskipun kegiatannya bersifat duniawi, maka akan diberikan nilai pahala akhirat. Begitulah pentingnya niat sehingga Allah sendiri mewanti-wanti Nabi Musa untuk senantiasa ingat bahwa tugas utama dirinya adalah menyampaikan amanah Allah Swt dengan niat memperoleh keridhaan di sisi-Nya.

Itulah beberapa hal yang bisa diambil manfaat untuk mewujudkan capaian yang diharapkan. Dengan adanya pergerakan yang dilakukan dengan kekompakan tim dengan semangat tanpa putus harapan dan dibekali ilmu serta pengalaman dibarengi niat yang tulus karena Allah di setiap kegiatan yang dilakukan, maka hasilnya pun akan memuaskan. Semoga menghadapi hidup dan menyambut pagi dengan lebih baik (Oleh: Rifki Sururi)