Manajemen Leadership [KH.Hasyim Muzadi]
  • Admin
  • 06 September 2016
  • 40 x

Di dalam melengkapi latihan kepemimpinan, hendaknya dilakukan 3 jenis manajemen sekaligus. Yaitu ;

Manajemen organisasi

Manajemen gerakan

Manajemen manusiawi.

Manajemen organisasi (organization management) menyangkut pengorganisasian dari jumlah kekuatan human resourse, diorganisasikan agar menunju pada satu titik, dan diversifikasi untuk menuju unity atau dipecah untuk disatukan. Intinya pada pembagian kerja, pembagian tanggung jawab, tapi ujung-ujungnya adalah satu.

Manejemen gerakan. Bahwa organisasi itu solid, bisa dijalankan atau tidak, Indikasinya adalah jumlah kekuatan bisa digerakkan dengan baik atau tidak. Manejemen gerakan sekaligus sebagai alat uji terhadap kebenaran manajemen organisasi.

Jangan lupa kalau kamu semua memimpin orang, bukan memimpin barang. Tidak hanya memerlukan manajemen organisasi dan gerakan, tapi mereka juga memerlukan “diorangkan” (diperlakukan sebagai manusia). Di sini bedanya pemimpin dan aktivis. Aktivis adalah orang yang aktif karena aktifnya diri sendiri, sedangkan pemimpin adalah orang yang membuat orang yang dipimpinnya menjadi aktif. Jadi di sini harus dilakukan manajemen manusia (human management). Di mana anak buah melakukan tugas –tugas dengan suka rela dan gembira. Inti manajemen manusia adalah EQ, sementara manajemen organisasi dan manajemen gerakan mengandalkan IQ.

Banyak pemimpin yang hebat ketika dia masuk sistem, tapi dia tidak ada artinya, ketika dia  di luar luar system. Contoh; tentara yang pada menjabat sebagai jendral, dia hebat, akan tetapi ketika dia pensiun, di tingkat RT saja tidak ada yang memilihnya. Karena dia hanya mengandalkan pada manajemen sistemik yang organisatoris saja untuk melakukan gerakan. Tetapi ketika dia berada di luar system, dia tidak bisa memfungsikan dirinya, karena dia tidak difungsikan oleh system itu.

OSPAM adalah kendaraan, yang terpenting adalah bagaimana engkau melatih untuk dipimpin, memimpin, mengatur sesuatu masalah besar, sehingga terbagi menjadi sekte-sekte yang masing-masing seksi itu bergerak sesuai dengan organisasi menuju pada satu titik. Tetapi bersama dengan itu disertai dengan rasa penuh tanggung-jawab, kerelaan, dan kegembiraan.

Yang ketiga inilah yang sulit, apalagi kamu selevel. Tapi bagaimana caranya menyuruh, tidak seperti menyuruh. Bagaimana memerintah, seakan yang diperintah akan tumbuh kesadarannya sendiri, itu adalah seni (art). Tidak bisa semata-mata linier dengan intelektualitas, tetapi dengan lini itu harus ada pelatihan kapasitas dan kompetensi. Itulah kombinasi dari organization, movement, dan human management.

Di dalam mengatur organisasi, masalah yang terpokok adalah berapa jumlah item masalah, berapa jumlah personil, bagaimana menyambung dan membagi sesuai dengan kompetensi masing-masing. Akan tetapi itupun belum menjamin akan bisa menggerakkan betul-betul bergerak. Alat ujinya adalah apakah kalau itu digerakkan akan benar-benar bergerak.

Kedisiplinan tidak hanya dalam kegiatan, tapi juga kedisiplinan dalam ibadah.

Apapun gerakan organisasi harus ada sector controlling, apakah program itu jalan atau tidak. Contoh; jam sekian santri harus ada di pesantren, maka harus ada mekanisme control, dan siapa yang ditunjuk untuk mengontrol harus ada, kemudian dilakukan secara bergilir. Dari sini akan menimbulkan responsibility, bukan sebuah beban (heavy). Yang dikontrol diputar, dan yang mengontrol juga digilir. Sehingga tidak ada istilah atas-bawah, yang ada hanya tanggung jawab.

Untuk masalah yang bersifat kegiatan social. Bisa berupa kegiatan sosial ilmiah, pengabdian social, dan interaksi social. Bagian OSPAM adalah pengabdian sosial yang bersifat keilmuan social. Hendaknya ada bagian untuk masalah agama dan masalah umum. Semua kegiatan harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak menyedot kegiatan-kegiatan penting yang lain.

Kegiatan-kegiatan tidak menyedot banyak energi fisik. Menciptakan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan adalah tugas organisasi. Dalam interaksi social, santri cukup sebagai partisipan saja. Dalam kegiatan ilmiah interaktif, santri harus lebih terlibat di dalamnya.

Seminar-seminar harus berdasarkan pendekatan keilmuan, jangan terlalu kental dengan pendekatan politis. Seminar yang diselenggarakan disesuaikan dengan kebutuhan Al-Hikam, sedangkan kegiatan interaktif disesuaikan dengan kebutuhan keadaan secara makro.

Soal uang saat ini sangat sulit, penyebabnya;

Uangnya sulit dicari, karena ada system tight policy

Orang sekarang semakin miskin, baik rakyat di tingkat atas, menengah maupun bawah. Semua surut.

Birokrasi tidak bisa memberi bantuan tanpa dikaitkan dengan permohonan. Saat ini jika birokrasi mau mengeluarkan uang, maka diperlukan kerja sama, sebelum mengeluarkan uang. Sehingga pemerintah sudah tidak ‘mbarokahi dalam bidang uang.

Pengusaha yang ingin menyumbang dihantui oleh KPK dan politisasi. Contoh; mengapa menyumbang si A, bukan si B. semua ini dikarenakan luasnya segmen-segmen politik. Selain itu, jika seseorang mengeluarkan uang 5 juta saja, dia harus pakai identitas. Maka orang yang mau menyumbang menjadi malas untuk menyumbang karena direcoki masalah-masalah yang rumit seperti itu.