Sultan Hassanal Bolkiah yang memiliki jabatan raja, perdana menteri, panglima dan menteri keuangan di Negara Brunei Darussalam diharapkan hadir dalam acara Internasional Conference of Islamic Scholars atau ICIS ke 4 yang akan digelar di Universitas Islam Negeri atau UIN Malang, Jawa Timur pada 23-24 Nopember 2015. Secara khusus, KH. Hasyim Muzadi selaku sekjen ICIS telah diterima oleh Sultan bertempat di Istana Nurul Iman di Brunei membahas hal itu, demikian release yang diterima joss.today hari ini (28/10/2015).
“Pertemuan antara Kyai Hasyim dengan Sultan Hassanal Bolkiah telah berlangsung demikian akrab di Istana Nurul Iman yang berarstektur mewah, dikelilingi gemerlap kuning emas dan taman yang sangat indah,” ujar Misbahus Salam tokoh muda NU yang ikut serta dalam rombongan.
Dalam pertemuan kedua tokoh yang berlangsung Selasa (27/10/2015) pagi, beliau berdua bahkan saling lupa waktu, karena terlibat dengan sejumlah pembicaraan yang mengalir.
“Bahkan saking asyiknya perbincangan antara KH Hasyim MUzadi dengan Sultan Hassanal Bolkaih, membuat para pejabat kerajaan dan pejabat kedutaan Brunei merasa heran karena diluar prediksi waktu yang direncanakan,” papar Misbahus Salam.
Selain menjelaskan ihwal niatan mengundang Sultan Hassanal Bolkiah ke agenda konferensi di Malang, antara lain kedua tokoh juga membincangkan berbagai topik aktual tentangumat Islam dan musibah asap.
“Kyai Hasyim dan Sultan juga sempat membicarakan musibah asap yang menimpa Indonesia. Kyai Hasyim dan Sultan sepakat bahwa upaya penanggulangan asap jangan hanya mengandalkan tehnologi lahir dan mengerahkan tenaga yang menghabiskan biaya besar, sangat penting ada rijalullah atau tokoh agama yang dimintai pertolongan khusus dengan shalat istisqa atau istighatsah pada sang pembuat hujan yakni Allah, karena asap itu hanya bisa diatasi dengan segera bila ada hujan.”
Dalam pertemuan dengan Sultan Brunei, selain tokoh muda NU Misbahus Salam, ikut serta dalam rombongan KH Hasyim Muzadi antara lain: Dubes Indonesia Nurul Qamar, DR. H. Nasihin Hasan, Aas Subarkah, Ade Pratikno dan staf kedutaan Indonesia.
Dalam perbincangan dengan Sultan Hassanal Bolkiah, KH Hasyim Muzadi juga menjelaskan tentang kondisi kaum ahlussunah wal jamaah di dunia. “Sehingga untuk memperkuat itu beliau berharap perkenan Sultan Brunei hadir dan menjadi keynote speaker dalam acara konferensi internasional ICIS ke 4 di UIN Malang. Dan Sultan Brunei sangat mengapresiasi sekali kalau negara yang mayoritas Islam ini bisa menjaga ajaran sunni terutama mazhab Syafii,” papar Misbahus Salam.
Selanjutnya Kyai Hasyim yang juga pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, JawaTimur ini, diterima oleh Mufti kerajaan Brunei Darussalam Pehin Datu Seri Maharaja Dato Paduka Seri Setia DR. Ustaz Haji Awang Abdul Aziz bin Juned. Dalam perbincangan kedua tokoh agama ini dibahas tentang kaum sunni di dunia.
“Menurut Mufti Brunei, kiblat Aswaja saat ini tidak bisa diharapkan dari negara negara timur tengah yang kondisinya seperti itu, termasuk Al Azhar di Mesir juga kewalahan. Dunia melihat Indonesia sebagai negara besar yang mayoritas Sunni,” jelas Misbahus Salam.
Menanggapi pernyataan Mufti Brunei, menurut Misbahus Salam, Kyai Hasyim langsung memberikan penjelasannya. Bahwa Indonesia saat ini sedang digempur oleh aliran aliran Islam yang diluar paham sunni.
“Sesungguhnya NU yang dapat menjaga ajaran ASWAJA, dari itu sekarang para dzurriyah pendiri NU, santri dan simpatisannya sedang berikhtiar, termasuk konferensi internasional yang akan diadakan pada Nopember 2015 ini di UIN Malang. Dari itu, Mufti dan Sultan Hassanal Bolkiah diharap hadir dalam acara itu”, ujar Misbahus Salam menuturkan penjelasan KH Hasyim Muzadi mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama atau PBNU. Adapun soal undangan ke Malang, Jawa Timur, sampai berita ini ditulis masih belum ada jawaban resmi dari pemerintah Brunai tentang bisa tidaknya Sultan Hassanal Bolkiah hadir ke Indonesia. (ru)